Kakawin Sutasoma Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia
Apa isi dari kitab sutasoma karangan Mpu Tantular?
Calon Buddha (Bodhisattva) dilahirkan kembali sebagai Sutasoma, putra RajaHastinapura, prabu Mahaketu. Setelah dewasa Sutasoma sangat rajin beribadah, cinta akan agama Buddha. Ia tidak senang akan dinikahkan dan dinobatkan menjadi raja. Maka pada suatu malam, sang Sutasoma melarikan diri dari negara Hastina.Maka setelah kepergian sang pangeran diketahui, timbullah huru-hara di istana, sang raja beserta sang permaisuri sangat sedih, lalu dihibur oleh orang banyak.Setibanya di hutan, sang pangeran bersembahyang dalam sebuah kuil. Maka datanglah dewi Widyukarali yang bersabda bahwa sembahyang sang pangeran telah diterima dan dikabulkan. Kemudian sang pangeran mendaki pegunungan Himalaya diantarkan oleh beberapa orang pendeta. Sesampainya di sebuah pertapaan, maka sang pangeran mendengarkan riwayat cerita seorang raja, reinkarnasi seorang raksasa yang senang makan manusia.Alkisah adalah seorang raja bernama Purusada atau Kalmasapada. Syahdan pada suatu waktu daging persediaan santapan sang prabu, hilang habis dimakan anjing dan babi. Lalu si juru masak bingung dan tergesa-gesa mencari daging pengganti, tetapi tidak dapat. Lalu ia pergi ke sebuah pekuburan dan memotong paha seorang mayat dan menyajikannya kepada sang raja. Sang raja sungguh senang karena merasa sangat sedap masakannya, karena dia memang reinkarnasi raksasa. Kemudian dia bertanya kepada sang juru masak, tadi daging apa. Karena si juru masak diancam, maka iapun mengaku bahwa tadi itu adalah dagingmanusia. Semenjak saat itu diapun gemar makan daging manusia. Rakyatnyapun sudah habis semua; baik dimakan maupun melarikan diri. Lalu sang raja mendapat luka di kakinya yang tak bisa sembuh lagi dan iapun menjadi raksasa dan tinggal di hutan.Sang raja memiliki kaul akan mempersembahkan 100 raja kepada batara Kala jika dia bisa sembuh dari penyakitnya ini.Sang Sutasoma diminta oleh para pendeta untuk membunuh raja ini tetapi ia tidak mau, sampai-sampai dewi Pretiwi keluar dan memohonnya. Tetapi tetap saja ia tidak mau, ingin bertapa saja.Maka berjalanlah ia lagi. Di tengah jalan syahdan ia berjumpa dengan seorang raksasa ganas berkepala gajah yang memangsa manusia. Sang Sutasoma hendak dijadikan mangsanya. Tetapi ia melawan dan si raksasa terjatuh di tanah, tertimpa Sutasoma. Terasa seakan-akan tertimpa gunung. Si raksasa menyerah dan ia mendapat khotbah dari Sutasoma tentang agama Buddha bahwa orang tidak boleh membunuh sesama makhluk hidup. Lalu si raksasa menjadi muridnya.Lalu sang pangeran berjalan lagi dan bertemu dengan seekor naga. Naga ini lalu dikalahkannya dan menjadi muridnya pula.Maka akhirnya sang pangeran menjumpai seekor harimau betina yang lapar. Harimau ini memangsa anaknya sendiri. Tetapi hal ini dicegah oleh sang Sutasoma dan diberinya alasan-alasan. Tetapi sang harimau tetap saja bersikeras. Akhirnya Sutasoma menawarkan dirinya saja untuk dimakan. Lalu iapun diterkamnya dan dihisap darahnya. Sungguh segar dan nikmat rasanya. Tetapi setelah itu si harimau betina sadar akan perbuatan buruknya dan iapun menangis, menyesal. Lalu datanglah batara Indra dan Sutasoma dihidupkan lagi. Lalu harimaupun menjadi pengikutnya pula. Maka berjalanlah mereka lagi.Hatta tatkala itu, sedang berperanglah sang Kalmasapada melawan raja Dasabahu, masih sepupu Sutasoma. Secara tidak sengaja ia menjumpai Sutasoma dan diajaknya pulang, ia akan dikawinkan dengan anaknya. Lalu iapun berkawinlah dan pulang ke Hastina. Ia mempunyai anak dan dinobatkan menjadi prabu Sutasoma.Maka diceritakanlah lagi sang Purusada. Ia sudah mengumpulkan 100 raja untuk dipersembahkan kepada batara Kala, tetapi batara Kala tidak mau memakan mereka. Ia ingin menyantap prabu Sutasoma. Lalu Purusada memeranginya dan karena Sutasoma tidak melawan, maka dia berhasil ditangkap.Setelah itu dia dipersembahkan kepada batara Kala. Sutasoma bersedia dimakan asal ke 100 raja itu semua dilepaskan. Purusada menjadi terharu mendengarkannya dan iapun bertobat. Semua raja dilepaskan.
Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang ada pada pita yang dicengkram oleh burung garuda, berasal dari Kitab Negarakertagama yang dikarang oleh Empu Prapanca pada zaman kekuasaan kerajaan Majapahit. Pada satu kalimat yang termuat mengandung istilah “Bhinneka Tunggal Ika”, yang kalimatnya seperti begini: “Bhinneka tunggal Ika, tanhana dharma mangrwa. “ Sedangkan istilah Pancasila dimuat dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular yang berisikan sejarah kerajaan bersaudara Singhasari dan Majapahit. Istilah Pancasila ini muncul sebagai Pancasila Karma, yang isinya berupa lima larangan sebagai berikut: 1.Melakukan tindak kekerasan2.Mencuri 3.Berjiwa dengki 4.Berbohong 5.Mabuk (oleh miras)
Istilah Pancasila sebagai dasar negara dengan istilah Pancasila Karma dalam kitab sutasoma merupakan referensi istilah saja.
Gallery Kitab Sutasoma Dikarang Oleh
Tolong Di Jawab Romawi 3 Makasi Sebelumnya Brainly Co Id
Arti Pancasila
Tolong Bantuannya Terima Kasih Brainly Co Id
Melihat Kitab Sutasoma Asal Muasal Bhinneka Tunggal Ika
9 Kitab Kuno Peninggalan Sejarah Di Indonesia Yang Paling
Ig Suaraanies On Twitter Maaf Sekadar Mengingatkan Di
Bhineka Tungga Ika Pengertian Arti Tujuan Sejarah
Kakawin Sutasoma By Mpu Tantular
Tolong Bantu Membuat Pr Ini Terimakasih Brainly Co Id
Tantular Hash Tags Deskgram
Kehebatan Indonesia Tercatat Dalam Lima Kitab Kuno Ini
7 Kitab Bersejarah Peninggalan Masa Lalu Di Indonesia Juru
Mrt Itu Bernama Ratangga
Ratangga Nama Baru Kereta Mrt Ini Di Resmikan Gubernur Dki
17 Kitab Peninggalan Kerajaan Majapahit Beserta Gambarnya
Kakawin Sutasoma Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia
Melihat Kitab Sutasoma Asal Muasal Bhinneka Tunggal Ika
Membaca Kitab Sutasoma Part 1 Youtube
Melihat Kitab Sutasoma Asal Muasal Bhinneka Tunggal Ika
Kilas Balik Pancasila Sesukakita Wordpress Com
Sumber Penelitian Sejarah
Kakawin Arjunawijaya Wikipedia Bahasa Indonesia
Anies Memberi Nama Ratangga Untuk Mrt Poskota News
Bacaonlinemajalahbobo21desember1985 028 Optimized Katabaca
Comments
Post a Comment